AIR MATA
Derai air mata seakan bercerita
Tentang kisah di dalam gua keheningan
Ia tabu, tak berwujud dan tak berwajah
Tetapi begitu nyata ia di pelupuk mata
Bagi
ia sedih bertutur , ku terpesona ketika ia berkata-berkata
Bak
raja yang duduk di atas singasana
Larutlah
sang awan kikiskan selendang sucinya
Putri
kayangan kini kan menjelma diatas bahu-bahu para pemuda jalanan
Itulah sosoku, itulah sosoku yang dahulu?. Aku
yang kau puja
Akau yang kau rindu, kini jadi tak bermakna
bagimu
Seakan rentenan-rentenan sadiwara mulai bermunculan
dipangkuanku
Begitu durjanakah aku, hingga menjadi duri
dalam setiap langkah kakimu
Komentar
Posting Komentar